Pingin jadi
penulis, pingin jadi koki, pingin jadi penyanyi, pingin jadi kru TV, pingin
jadi pegawai bank, pingin jadi istri yang baik buat suami dan ibu yang
bersahabat dengan anak-anak.
Alamak.
Tunda dululah semuanya. Lebih pingin jadi sarjana.
Selamat pagi
pejuang toga. Mari sarapan nasi dan sayur rebung. Enak.
***
Tali BH mah enak kalo putus di kamar sama
suami. Lah tali jemuran kalo putus bubrah semua jemurannya, apalagi kalo masih
basah, kotor kena tanah, telek, debu, lumpur, semua yang ada di bawahnya.
Apalagi tali hubungan aku sama kamu yang emang susah banget di pertahanin
melihat jarak dan ongkos yang gak bisa dibilang, gampan. Kalo putus nyambung
trus-trusan, takutnya bagian sambungannya rentan putus lagi. Mungkin ini salah
satu agama melarang pacaran, takutnya kebanyakan mereka yang lemah iman bakal menyia-nyiakan tali silaturahmi
setelah putus.
Ah, untungnya tak ada mantanku
yang jadi musuh.
Palingan silaturahmi sama mantan
ketua Rohis Purworejo yang sampai sekarang masih dingin aja. Mantan bukan,
diem-diemannya nglebihin medoknya mendoan pas kecrocohan. GAK ENAK.
Ah.
Kepada kalian semua yang pernah aku sakiti
hatinya. Yang tidak aku tahu siapa saja itu. Dengan kerendahan hati, Ela
memohon maaf setulus-tulusnya. Semoga kalian mau memaafkannya.
***
Sehabis game
mati, kepikiran buat ngblog, belum juga satu halaman, baru nulis "Kematian
tak lagi mengerikan bagiku, mungkin juga mereka. Dalam pejam, gelap membawaku
melukiskan tawa Wury, senyum Anto dan tangis bayi Bilqis. Bagaimana nasib
mereka saat aku tak lagi ada? aku berharap Inayah menikah kembali. Dia berhak
bahagia. Dia..."
Tiba-tiba
tetangga bilik berdesis, ah mass ahh hmm keri mas.
Seketika
ingin menghapus semua kalimat dan berbelok ke tulisan berbau sek!
AMPUNI ELA
TUHAN
***
Selamat pagi
mulut beraroma pete, semoga kau tak membuat keimutan dan kecantikanku
berkurang.
Selamat
makan, jangan lupa mandi. Biar aku saja yang sengaja tidak mandi, kalian jangan
pura-pura lupa.
***
Jomblo itu
pilihan, pilihan terakhir. ~ Ben
Jogyakarta, 23 Januari 2015
Ela Sri Handayaningsih
0 komentar:
Posting Komentar