Copyright © Goresan Tinta Ela
Design by Dzignine
Jumat, 25 September 2015

Kepada siapapun kalian, maafkanlah aku.



Dari   : Perempuan yang sulit bersikap “Masa Bodo”
Kepada : Semua manusia yang mengetahui adanya perempuan itu.





Aku merasa bersalah, tapi, aku sedang tidak memiliki masalah dengan seseorang pun.

Aku merasa gelisah, tapi, hubunganku dengan semua orang yang kukenal sedang baik-baik saja dan  tidak membutuhkan ruang lebih di kepalaku untuk menggelisahkannya.

Aku merasa kehilangan sesuatu yang berharga, tapi, aku fikir semua barang yang kumiliki masih utuh pada tempatnya.

Lalu, apa yang membuatku kebingungan begini?

Adakah sesuatu yang telah kuhilangkan, namun, tak mampu kuketahui?

Dalam diam, air mataku mengalir. Bukan karena aku sedang bersedih, atau pun bahagia. Aku hanya, merasa kehilangan sesuatu yang aku tidak tahu apa itu.

Aku merasa rindu, teramat sangat merindu.

Tapi, semua orang yang aku sayangi jelas-jelas berada di dekatku.

Tapi, semua orang yang kukenal bisa kuhubungi kapanpun aku mau.

Tapi, semua keluarga, saudara, teman yang kumiliki jelas-jelas tidak hilang dari duniaku.

Lantas, apa yang membuatku merasa bersalah? Sedangkan aku jelas-jelas sedang tidak memiliki musuh.

Apa yang membuatku begitu kehilangan, sedangkan duniaku masih berputar pada porosnya.

Ataukah, ada yang diam-diam menangis karena tingkahku?

Barang kali iya, ada yang terluka karen sikapku.

Tapi, kenapa aku harus merasa kehilangan. Sedangkan setiap manusia pernah melukai. Sedangkan setiap manusia memiliki manusia lain yang berada di pihak tak suka dengannya. Sedangkan setiap manusia pernah melakukan hal yang membuahkan senyum banyak manusia, pun membuat manusia lain menangis, tanpa dia sadari.

Lalu, kenapa aku harus gelisah?

Untuk apa aku menggelisahkan luka yang tidak aku ketahui?

Sedangkan Tuhan akan melukaiku saat aku melukai hati orang lain.

Ya ya, Tuhan akan melukaiku jika aku melukai hati orang lain.

Adakah di sana seseorang yang menangis karena kecewa pada ulahku?

Adakah yang terluka oleh sikapku, namun sungkan mengadukan salahku pada diriku sendiri?

Ataukah, ini hanya prasangkaku saja?

Bibirku kelu, sulit baginya tersenyum beberapa hari ini.

Jika senyum dan ketenangan batin kalian sempat terganggu oleh ulahku, maafkanlah. Sungguh, aku tak tahu bagamana cara meminta maaf.

Ya, bagaimana caraku meminta maaf kepada orang-orang mana saja yang pernah kulukai hatinya tanpa mengadukannya padaku?

Maka, dengan hati yang terlalu takut menyakiti dan mengecewakan ini, aku meminta maaf setulus-tulusnya.