Demi
setiap gila yang melata dalam kewarasan. Teriakan tahi babi pada semua lidah
yang bergeser demi menggunjingkan semua tentang aku, semua tentang kamu, semua
tentang kita.
Karena
pada telingamu ku dengarkan isak tak berdawai. Karena pada pundakmu ku
sandarkan duka tak bersua. Maka, tenangkanlah debar yang kembali bergejolak
dalam ratap ini, Kekasih.
Demi
cinta yang kita perjuangkan dengan doa. Demi bahagia yang kita susun dengan
tawa. Demi air mata yang kita tenggelamkan dalam secarik semangat. Tenangkanlah
batinmu, kala rindu mulai mengikis aliran embun pada mata indahmu.
Kekasih.
Dengar. Ada rasa yang sulit terjelaskan dengan kata. Ada warna yang tak mungkin
terlihat oleh mata. Ada harap yang terlalu ayu untuk ku tampakkan. Ada kita
dalam doa yang tak terucapkan. Adakah kau percaya bahwa Dia tahu tanpa harus
aku berucap?
Untuk setiap rupiah uang logam yang kau tabung demi pertemuan. Demi setiap api yang
kita siram perlahan dengan air mata kesabaran. Ku lisankan kata rindu demi hati
yang haus akan dekapku. Dengar, Kekasih. Aku rindu kamu dengan semua penantian
yang ku rawat dengan cinta.
Tak
peduli hujan yang cemburu pada alir sungai pada pipiku. Tak peduli pada semut
yang gelisah menatap dukaku. Tak peduli cicak yang meringis mendengat isakku.
Tak peduli pencuri yang mati dalam gantungan. Tak peduli debu yang merajut
masuk ke sela pori-pori wajah. Asalkan cinta masih bersemi. Percayalah,
Kekasih. Hidup akan menemukan kesejukannya.
Hidup
akan sampai pada keindahannya.
Senyum
akan menampakan kecantikannya.
Cinta
akan memenangkan semua rasa yang melemahkan.
Tuhan
mempunyai rahasia yang tak mampu makhluknya ketahui. Bahkan, malaikat
sekalipun.
Biarkan
manusia mereka-reka. Biarkan mereka berlomba-lomba. Biarkan mereka berjuang
mengagungkan nama mereka di mata manusia lainnya. Biarkan saja, Kekasih.
Ke
sinilah, mendekat. Ada bahu yang cukup nyaman untukmu bersandar. Ada senyum
yang cukup manis untuk menenangkan hatimu yang berkecamuk. Ada tawa yang siap
melumat mesrah semua duka yang mengukung bahagiamu. Ke sinilah, Kekasih.
Mendekatlah. Ada aku yang siap kau halalkan.
Selamat
malam, Kamu.
Jangan
lupa sapa Tuhanmu sebelum kau terlelap. Jangan cintai aku lebih dari cintamu
padaNya. Ingatlah, Kekasih. Aku hanya bagian kecil dari ciptaanNya yang kau
kagumi. Cobalah buka hati dan fokuskan pandanganmu, maka bersyukurlah kamu atas
nafas yang masih berhembus dan jantung yang tak pernah cuti untuk berdetak.
Karena keindahan dan keharmonisan hidup selalu mampu membuat batinmu tenang.
Aku
mencintaimu.
Dari
wanita yang sulit menahan air mata kala ayat suci Al-Quran kau lantunkan dengan
indah.
Yogyakarta,
23 September 2014.
Ela Sri
Handayaningsih.
Apik
BalasHapusApik Abu
BalasHapus