Copyright © Goresan Tinta Ela
Design by Dzignine
Minggu, 07 Desember 2014

Puisi



Kau, seberkas fajar yang berdansa dengan pagi.
Lihatlah, aku serupa embun yang menantimu dengan riang.

Mungkin, aku tak lain sekuntum mawar yang menyembunyikan indahnya dalam duri.
Mengendap-endap kala cahayamu mulai mengintip. Mempesona.

Bisa jadi, aku adalah senja yang menantimu rebah. Melukiskan indahmu dengan kuas penuh cinta. Menenangkan.

Kemarin, lisanku masih setia menyulam kisah dengan hati penuh debar. Berharap cahayamu mampu hangatkan batinku yang beku oleh malam.

Hari ini, jemariku kembali memintal cerita dengan air mata. 
Sayang, telingamu tak setangguh kemarin. Hatimu bukanlah ladang yang lapang. Tak lagi ada tenang, hanya lara yang menyisakan luka.

Barang kali, aku adalah Cinderella yang tak sempat kau temukan. Haruskah aku bilang selamat tinggal kala bait demi bait sajakku tak jua mampu kau pahami?




Yogyakarta, 7 Desember 2014.
Ela Sri Handayaningsih

5 komentar:

  1. Artikel nya bagus Mbak, Saya jadi nge feell mengena banget!
    Oh iya, Blog Mbak sudah saya Follow, jika berkenan Follback juga blog saya http://mukeu.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah berkunjung. Nanti saya berkunjung situ :)

    BalasHapus