Cinta
mengetuk deretan lembut dalam benak
Ada
rasa tak berbentuk yang mengalir bersama jarak yang mendekat
Ada
suara tanpa rupa yang terngiang dalam hampa
Adakah
kamu di sana, Furqon?
Aku
adalah kamu.
Dua
beda dalam satu raga.
Dua
jiwa dalam satu wadah.
Adakah
kau juga mencintaiku, Furqon?
Detakmu
menyatu dalam hembus nafasku
Adalah
kamu, Furqon.
Hampa
yang bersua pada rasa yang ku sebut cinta.
Adalah
kamu, rentetan kata yang menggema dalam nurani.
Jangan
pergi, meski sosokmu tak berwujud.
Jangan
letih, meski amarah merobek benteng kelembutan rasa
Jangan
diam, karena aku adalah kamu.
Jangan
lenyap, meski engkaulah halusinasiku.
Yogyakarta,
10 November 2014
Ela Sri
Handayaningsih
Menarik, cukup menyentuh. Tetap semangat untuk berkreasi dan mengembangkannya menjadi lebih baik.
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung, insha ALLAH :)
BalasHapus