Copyright © Goresan Tinta Ela
Design by Dzignine
Selasa, 19 Mei 2015

Cinta Pertama

 

Cinta pertama, begitu mereka menyebutnya. Sejenis datang bulan untuk pertama kalinya. Beberapa ada yang menangis kesakitan, sisanya tertawa bahagia karena akhirnya mereka tahu bahwa mereka normal.

Tidak begitu bagiku. Cinta adalah sesuatu yang abstrak sebelum aku mengenal Banu. Seorang lelaki yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera di sekolahku itu. Sebenarnya, dia tidak terlalu tampan. Hanya saja, setiap senyumnya tertuju padaku, seperti ada malu yang -bahkan- malu-malu untuk menampakkan dirinya. Beberapa temanku menyebut perasaan ini dengan, cinta. Cinta pertama.

Pagi itu sama seperti pagi yang lain, sarapan sehat ala mamah, obrolan santai di meja makan dengan papah yang selalu menyenangkan, dan beberapa aturan baru yang harus aku taati mengingat hari ini aku resmi jadi siswa SMA.

Pagi itu memang sama seperti pagi yang lain, hanya saja, seseorang membuat pagi itu menjadi cukup istimewa dibandingkan pagi-pagi yang sudah kulewati. Ya, orang itu adalah seseorang yang membuat Putri tak lagi betah dipanggil dengan nama Putra.
“Kalau sampai di SMA ini pun kamu tidak menemukan cinta, berarti kamu gak normal, Put.”
Tiwi berulang kali mengatakan hal tentang cinta, cinta, dan cinta, membuat mataku semakin mengantuk. Senior galak yang berdiri di depan semua siswa baru dan sedang asik ceramah tentang aturan MOS itu tidak lantas membuatku enggan tertidur. Sampai akhirnya, seorang anak laki-laki mendapat hukuman atas keberaniannya mendahului kekonyolanku. Dia berada di barisan depan dan tertidur dengan sangat pulas!

Senior gendut itu menghukumnya, menyuruhnya menyanyikan lagu balonku ada lima dengan mengganti semua huruf vokal menjadi o. Dan, ya, untuk pertama kalinya kantuk gagal aku terima menjadi kekasih.
“Kamu! Maju ke depan!”
Mampus! Senior cewek dengan tampang mirip Dian Sastro versi judes berhasil membuatku menelan ludah berkali-kali.
“Ta tapi, kak…”
Bahkan saat kalimatku belum selesai terucap, senior cantik itu membentak dengan mata yang sengaja dia besar-besarkan. Nyaris membuat wajah cantiknya berubah menjadi Mr. Bean versi feminim. Aiys, menyebalkan.

Aku dan Banu berdiri di depan ratusan anak baru di SMA Pelita Nusantara. Nyaris mirip boneka yang bebas dimainkan oleh senior, kemudian dengan bangga mereka pamerkan ke anak-anak baru itu, membuat satu per satu dari mereka terbahak.

Aku sedang menarik napas panjang saat Banu menyenggol sikuku. Membuatku nyaris menyikut lengannya dengan kuat.
“Kenapa kau dihukum?” tanya Banu.
“Kamu gak lihat kaos kakiku beda warna?” jawabku kesal.
Banu menutup mulutnya, tertawa, membuat mukannya memerah. Tubuhku mematung untuk beberapa detik. Lelaki itu, benar-benar lucu saat tersenyum. Bibirnya yang tipis, dagunya yang tegas, dan ah, dia membuatku kehilangan konsentrasi cukup lama. Sampai akhirnya senior menambah hukuman untukku saat melihat kaki kiriku yang seharusnya terangkat telah aku turunkan dan kedua tanganku yang tidak lagi menjewer kedua telingaku.

Pertemuan pertama yang menyebalkan. Dan, ya, entah mengapa tragedi itu justru membuat malamku terjaga oleh ingatan tentang MOS hari pertama itu. Membuatku tersenyum malu-malu saat wajah penuh tawa itu memenuhi otakku. Membuat dadaku berdebar hebat, jantungku berdetak kencang, dan hati dipenuhi rasa tak sabar menunggu hari esok.

Apa ini yang Tiwi sebut dengan cinta?



Cerita dari perwakilan #TimCintaPertama di online festival #LoveCycle Gagas Media.

Simak kelanjutan ceritanya di http://vancapella.tumblr.com/ oleh Alya Nurfakhira Zahra.

12 komentar:

  1. paling suka bagian pembukanya, bagaimana bisa cinta pertama diibaratkan sebagai datang bulan dan sebuah kenormalan?! :D #TimCintaPertama #LoveCycle

    BalasHapus
  2. Gak apa-apa, Intan. Kata Kak Alvi, menulis itu yang penting nyaman dan menyenangkan hahaha *walau harus ngebut karena mau otw pulkam* >,<

    Semangat buat #TimCintaPertama #LoveCycle yey :D

    BalasHapus
  3. Kalau laki-laki, cinta pertama ibarat berarti kaya mimpi basah ya :)) introduction nya bikin senyum2 dari tadi. Good job!

    #TimCintaPertama #LoveCycle

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senyum-senyum sendiri itu salah satu tanda cinta pertama loh, waspadalah :p

      #TimCintaPertama #LoveCycle

      Hapus
  4. Setiap baca tulisanmu selalu saja aku menerka-nerka siapa sebenarnya sosok tokoh laki-laki di dunia nyata yang kau gambarkan dalam cerita itu. Good luck!
    #TimCintaPertama #LoveCycle

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya, ini benar-benar fiksi, ukhti :')

      Terimakasih dukungannya :*

      #TimCintaPertama #LoveCycle

      Hapus
  5. Suka bagian pembukanya.. hook nya dapet banget! :) semangat :) keep up the good work #TimCintaPertama #lovecycle

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih dukungannya :')

      #TimCintaPertama #LoveCycle

      Hapus
  6. Tak sabar menunggu hari untuk bertemu, duh... jadi ingat masa lalu :)

    BalasHapus
  7. keren tulisannya
    kunbal bang-gas.blogspot.com

    BalasHapus